Showing posts with label Kelas 11 SMA. Show all posts
Showing posts with label Kelas 11 SMA. Show all posts
Sistem Pengangkutan pada Tumbuhan
Sistem pengangkutan pada Tumbuhan dilakukan dengan dua cara:
- Pengangkutan Vasikuler, yaitu pengangkutan yang melalui berkas pengangkut (xilem dan floem).
- Pengangkutan Ekstravasikuler, yaitu pengangkutan yang tidak melalui berkas pengangkut. Pengangkutan secara ekstravasikuler bisa melalui simplas dan apoplas.
Pencernaan Hewan Ruminansia
Hewan ruminansia seperti sapi dan kerbau mempunyai pencernaan yang agak berbeda dengan manusia. Pada bagian mulutnya, hewan ini memiliki rahang yang besar sehingga gigi-gigi gerahamnya berukuran besar- besar dan lebar. Sesuai dengan makanannya berupa tumbuhan yang banyak mengandung selulosa dan bersifat lebih keras, gigi geraham ini berfungsi untuk mencabik dan menggilas makanannya supaya hancur. Sedangkan gigi seri berukuran besar dan lebar berbentuk pahat berfungsi untuk memotong dan mencabik makanan serta untuk memperkecil ukurannya agar mudah dikunyah.
Kelenjar ludah di dalam mulut mensekresikan air liur dalam jumlah sangat banyak dan mengandung natrium bikarbonat sehingga dapat membasahi makanan dan menjaga kondisi rumen (lambung) selalu lembap. Natrium bikarbonat memberikan suasana basa pada makanan, yaitu memiliki pH kurang dari 8,5. Jika kita perhatikan sapi saat makan, terlihat seolah-olah sapi melakukan gerakan mengunyah secara terus-menerus. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Ternyata sapi sering memuntahkan kembali makanan dari bagian lambung, yaitu retikula rumen (rumen dan retikulum) ke mulut untuk dikunyah kembali. Tujuannya untuk menghaluskan makanan yang masih kasar, kemudian ditelan kembali. Karena peristiwa inilah sapi disebut hewan ruminansia.
Kelenjar ludah di dalam mulut mensekresikan air liur dalam jumlah sangat banyak dan mengandung natrium bikarbonat sehingga dapat membasahi makanan dan menjaga kondisi rumen (lambung) selalu lembap. Natrium bikarbonat memberikan suasana basa pada makanan, yaitu memiliki pH kurang dari 8,5. Jika kita perhatikan sapi saat makan, terlihat seolah-olah sapi melakukan gerakan mengunyah secara terus-menerus. Mengapa bisa terjadi seperti itu? Ternyata sapi sering memuntahkan kembali makanan dari bagian lambung, yaitu retikula rumen (rumen dan retikulum) ke mulut untuk dikunyah kembali. Tujuannya untuk menghaluskan makanan yang masih kasar, kemudian ditelan kembali. Karena peristiwa inilah sapi disebut hewan ruminansia.

Makanan kemudian masuk ke dalam omasum, dan diteruskan ke abomasum yang merupakan lambung sebenarnya. Di dalam abomasum terdapat getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makanan. Dari abomasum, makanan masuk ke dalam usus. Usus ruminansia berukuran lebih panjang daripada hewan lain yang ukuran tubuhnya sama. Hal ini disebabkan karena makanan dicerna dengan bantuan bakteri dalam waktu yang agak lama di dalam usus dan dicerna sedikit demi sedikit. Bakteri-bakteri ini melakukan fermentasi selulosa dan membebaskan isi sel tumbuhan sehingga mudah dicerna. Pati dicerna oleh amilase bakteri dan protozoa menjadi maltosa dan isomaltosa. Oleh maltase diubah menjadi glukosa dan glukosa-6-fosfat. Sukrosa diubah menjadi fruktosa dan glukosa oleh sukrase bakteri dalam protozoa. Dari hal ini sehingga kita tidak heran lagi bahwa makanan ruminansia berasal dari rumput yang keras dinding selnya. Selulosa tidak tercerna oleh enzim-enzin pencernaan, tetapi dapat tercerna oleh bakteri dan Protozoa. Selain itu bakteri dapat menghasilkan vitamin terutama vitamin B.
Indera Pendengaran
Struktur Telinga Manusia
A. Struktur bagian Luar

B. Struktur bagian Tengah
Telinga tengah terdiri atas tiga bagian.
a) Membran timpani (gendang telinga)
Membran timpani ini berupa selaput tipis yang berfungsi untuk mene- rima getaran suara. Apabila ada rangsang suara mengenai bagian ini maka akan bervibrasi (bergetar).
b) Tulang pendengaran
Tulang pendengaran terdiri atas tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes). Ketiga tulang ini berfungsi untuk mengkonsentrasi vibrasi (getaran).
c) Saluran eustachius
Saluran eustachius menghubungkan antara telinga dengan faring. Inilah yang menyebabkan seseorang yang menderita influenza maka pende- ngarannya terganggu, karena pada bagian ini tersumbat oleh lendir. Saluran eustachius berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara antara udara luar dan dalam telinga.
Pada seorang pilot atau penerjun payung terkadang muncul dengung pada telinga, hal ini disebabkan karena ketika mereka berada pada keting- gian yang berbeda maka akan terjadi penyamaan tekanan yang tiba-tiba pada saat tabung eustachius terbuka selama menelan atau mengucap. Jika mereka dalam keadaan pilek maka hal seperti itu akan menyebabkan rasa sakit karena tekanan yang tidak sama terhadap membran timpani. Pada bagian tengah telinga juga terdapat 3 macam tulang yaitu tulang martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi, yang mempunyai fungsi untuk meneruskan suara dari gendang telinga ke bagian dalam.
C. Struktur bagian Dalam
Telinga dalam terdiri dari atas ba-gian-bagian berikut.
a) Saluran gelung (kanalis semisirku- laris)
Kanalis semisirkulis merupakan saluran setengah lingkaran yang ber- jumlah 3 buah. Saluran ini tersusun saling tegak lurus pada sudutnya, dan terdapat pada tulang pelipis. Kanalis semisirkularis berfungsi sebagai reseptor gravitasi. Kanalis semisirkularis mempunyai dasar yang menggembung disebut ampula.
b) Vestibulum
Membran vestibulum terdiri atas sakula dan utrikula yang berupa kantong dan dilapisi oleh sel-sel rambut dan silia. Di dalam sakula dan utrikula terdapat cairan limfa dan di dalam dindingnya masing-masing memiliki sel reseptor yang disebut dengan makula. Kristal kapur tersebar di antara rambut- rambut dalam makula yang disebut dengan otolith. Otolith di-pengaruhi oleh gravitasi.
c) Rumah siput (koklea)
Bagian ini merupakan alat pendengar yang berbentuk seperti rumah siput. Di dalam koklea terdapat korti yang berfungsi untuk menerima getaran suara.
Proses Pendengaran
Bagaimana bunyi dapat kita dengar? Suara sampai pada lubang telinga karena getarannya diterima oleh gendang suara (membran timpani). Getaran di membran timpani ini akan diteruskan ke bagian tengah telinga yaitu ke tulang martil, landasan, kemudian sanggurdi. Impuls suara diteruskan ke telinga bagian dalam yaitu ke rumah siput dan merangsang saraf di sekitar cairan rumah siput dan dikirim ke otak. Selanjutnya di otak, suara tersebut diolah sehingga kita dapat mendengar dan mengartikannya.
Gangguan dan Penyakit pada Sistem Respirasi
Sistem pernapasan manusia bisa mengalami gangguan atau kelainan karena sebab-sebab tertentu. Kelainan tersebut bisa disebabkan oleh infeksi kuman, faktor bawaan, ataupun kebiasaan hidup yang salah. Kelainan atau gangguan pada sistem pernapasan manusia, antara lain seperti berikut.
1. Asma
Sebagian besar penyakit asma merupakan penyakit bawaan. Kambuhnya penyakit ini, antara lain karena udara kotor, udara dingin, alergi sesuatu benda, ataupun stress. Seseorang yang menderita penyakit ini ketika kambuh, otot-otot bronkusnya berkontraksi sehingga akan mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan. Gejala penyakit ini, antara lain sulit bernapas, bunyi napas mendesah, dan batuk-batuk.
2 . Sinusitis
Penyakit ini terjadi akibat peradangan yang terjadi pada sebelah atas rongga hidung (sinus paranasalis). Gejalanya berupa hidung tersumbat, ingus berbau, berwarna kuning hijau, dan sakit di daerah sinus yang terserang.
3. Renitis
Penyebab penyakit ini, yaitu adanya radang yang terjadi pada rongga hidung. Peradangan tersebut menyebabkan terjadinya bengkak pada rongga hidung dan mengeluarkan lendir. Peradangan ini dapat terjadi karena alergi terhadap benda tertentu.
4 . Bronkitis
Penyakit bronkitis terjadi karena adanya radang pada selaput lendir, trakea, dan saluran bronkia. Gejala yang mengiringi penyakit ini, antara lain demam, dada terasa nyeri, dan mengalami batuk.
5 . Tonsilitis
Penyebab penyakit ini, yaitu adanya pembengkakan kelenjar limfe di daerah tekak. Akibat pembengkakan tersebut menyebabkan penyempitan pada saluran pernapasan. Terjadinya pembengkakan dikarenakan infeksi suatu bakteri. Gejala penyakit ini, antara lain demam, tenggorokan nyeri sehingga sulit menelan, dan nyeri otot.
6 . Tuberculosis (TBC)
TBC termasuk penyakit menular. Penyakit ini disebabkan karena bakteri Mycobacterium tuberculosa. Seseorang yang menderita penyakit ini akan mengalami peradangan pada dinding alvelous sehingga difusi O2 akan terganggu.
7 . Emfisema
Pada penderita emfisema, pada bagian alveolus robek, akibatnya pertukaran gas ke bagian-bagian alveolus terganggu dan daerah pertukaran gas menjadi lebih sempit.
8 . Difteri
Seseorang yang menderita penyakit ini, pada bagian laring dan bronkusnya mengalami penyumbatan berupa lendir. Sekresi lendir ini disebabkan oleh bakteri difteri.
9 . Asfiksi
Penyakit asfiksi mengakibatkan seseorang mengalami gangguan dalam pengangkutan oksigen.
10. Pneumonia
Pada penderita pneumonia bagian alveolus terisi banyak lendir yang disebabkan terinfeksinya dinding alveolus oleh bakteri.
Organ Pernapasan Manusia
Hidung merupakan alat pernapasan yang terletak di luar dan tersusun atas tulang rawan. Pada bagian ujung dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Rongga hidung dibagi menjadi dua bagian oleh septum nasalis, yaitu bagian kiri dan kanan. Bagian depan septum ditunjang oleh tulang rawan, sedangkan bagian belakang ditunjang oleh tulang vomer dan tonjolan tulang ethmoid. Bagian bawah rongga hidung dibatasi oleh tulang palatum, dan maksila. Bagian atas dibatasi oleh ethmoid, bagian samping oleh tulang maksila, konka nasalis inferior, dan ethomoid sedangkan bagian tengah dibatasi oleh septum nasalis. Pada dinding lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konka nasalis superior, konka media dan konka inferior. Melalui celah-celah pada ketiga tonjolan ini udara inspirasi akan dipanaskan oleh darah di dalam kapiler dan dilembapkan oleh lendir yang disekresikan oleh sel goblet. Lendir juga dapat membersihkan udara pernapasan dari debu.
Bagian atas dari rongga hidung terdapat daerah olfaktorius, yang mengandung sel-sel pembau. Sel-sel ini berhubungan dengan saraf otak pertama (nervus olfaktorius) Menurut hasil pengamatan, bernapas menggunakan hidung lebih baik daripada mulut. Mengapa bisa dikatakan demikian? Hal ini tidak lepas dari kelengkapan sistem yang terdapat di dalam hidung. Tahukan Anda mengenai hal itu?
Hidung ini dapat mengolah udara yang masuk ke paru-paru agar menjadi nyaman, di antaranya mengatur suhu udara, kelembapan dan kebersihan udara yang akan masuk ke paru-paru. Kualitas udara yang baik akan membuat paru-paru lebih sehat.
Fungsi hidung, antara lain seperti berikut.
a. Menghangatkan Udara
Hidung dapat berfungsi menghangatkan udara. Hal ini didukung oleh struktur pembuluh darah yang ada di sekitar hidung. Di sekitar rongga hidung terdapat banyak sekali pembuluh darah yang sangat kecil dan sangat tipis dindingnya. Karena strukturnya yang seperti ini, maka panas yang berasal dari darah sisa berpindah ke udara yang melewatinya sehingga dapat menghangatkan udara tersebut.
Sekalipun suhu udara yang terhirup dingin, tetapi hidung selalu mempunyai strategi untuk menghangatkan udara, dengan cara membesar- kan pembuluh-pembuluh darah sehingga akan menambah luas permukaan untuk proses penghangatan udara yang lebih besar.
Coba pikirkan, mengapa udara harus dihangatkan seperti dijelaskan di atas? Ini karena suhu udara yang masuk ke dalam paru-paru harus mendekati suhu darah
b. Melembabkan Udara
Bagaimana cara hidung melembapkan udara? Hidung mensekresikan lendir, bahkan setiap harinya lendir yang diekskresikan mencapai ± 1 liter. Dengan adanya lendir tersebut, maka air akan diuapkan untuk melaksanakan proses pelembapan udara tersebut, dengan demikian udara yang masuk ke paru-paru akan selalu dalam keadaan lembap, yaitu ± 80%.
c. Membersihkan Udara
Dengan adanya lendir yang terdapat pada hidung, ternyata dapat menjerat kotoran atau kuman yang berhasil lolos dari saringan. Selain itu, di dalam rongga hidung juga terdapat bulu-bulu getar, yang berfungsi sebagai penyaring udara.
Seseorang yang sedang sakit influenza atau pilek, ia akan merasakan makanan hambar.
2. Laring
Bagian sebelah atas laring disebut faring. Bagian ini memiliki panjang ± 4 cm. Struktur laring disusun oleh kepingan tulang rawan, antara lain seperti berikut.
a. Tulang rawan epiglottis
Tulang rawan epiglotis berjumlah satu dan terletak di puncak laring berbentuk daun
b. Tulang rawan tiroid
Tulang ini berjumlah satu, berbentuk seperti perisai yang terletak di sebelah anterior dari laring. Pada pria dan wanita ada perbedaan pada tulang rawan tiroid ini, yaitu pada pria lebih besar dan menonjol yang membentuk jakun
c. Tulang rawan krikoid
Tulang rawan krikoid berjumlah satu dan membatasi bagian bawah laring berbentuk cincin.
d. Tulang rawan aritenoid
Tulang rawan aritenoid berjumlah dua dan terletak di atas krikoid. Tulang rawan aritenoid berhubungan dengan pita suara
e. Tulang rawan kuneiformis
Tulang rawan kuneiformis berjumlah dua dan terletak di antara epiglotis dan aritenoid.
f. Tulang rawan kornoculatum
Tulang rawan kornoculatum berjumlah dua dan terletak di atas aritenoid.
Laring memiliki 2 cabang yang membentuk saluran makanan yang disebut esofagus dan saluran pernapasan yang disebut trakea. Untuk mengatur kedua fungsi tersebut, maka laring ini memiliki katup yang dapat membuka dan menutup yang disebut epiglotis, Katup ini berfungsi untuk mengatur jalannya udara dan makanan. Itulah sebabnya saat kita makan tidak ada makanan yang masuk ke trakea
Trakea berada di daerah leher dan disusun oleh tulang rawan yang berbentuk seperti cincin dengan panjang ± 10 cm. Dinding trakea terdiri atas jaringan ikat dan memiliki otot polos, pada bagian tengah terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi untuk mengeluarkan debu atau kotoran. Trakea memanjang ke bawah dan ujungnya bercabang dua yang disebut bronkus menuju paru-paru kiri dan kanan. Apabila pada bagian ini kemasukan debu akibatnya terjadi penyempitan pada saluran pernapasan sehingga menyebabkan seseorang sukar bernapas. Itulah sebabnya seseorang akan merasa bersin jika saluran pernapasan kemasukan benda asing yang mengganggu pernapasan.
Batang trakea bagian dalam dilapisi oleh selaput lendir. Antara selaput lendir yang meliputi itu ada sepasang selaput yang letaknya melintang dari bagian muka ke belakang disebut pita suara
Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak bronkus kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri. Karena strukturnya ini, sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing. Itulah sebabnya paru-paru kanan seseorang lebih mudah terserang penyakit bronkhitis. Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir. Bronkus kemudian bercabang lagi sebanyak 20–25 kali percabangan membentuk bronkiolus. Pada ujung bronkiolus inilah tersusun alveolus yang berbentuk seperti buah anggur.
Paru-paru tersusun atas dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan kanan seperti terlihat pada Gambar 6.6. Organ ini terletak di dalam rongga dada. Paru-paru kanan berukuran lebih besar daripada kiri. Berat paru- paru kanan sekitar 620 gram, sedangkan paru-paru kiri seki- tar 560 gram. Hal ini disebabkan karena paru-paru kanan terdapat tiga bronkiolus, se- dangkan paru-paru kiri terdapat 2 bronkiolus.
Di dalam paru-paru ini bronkiolus bercabang-cabang lagi membentuk gelembung udara yang disebut alveolus. Alveolus ini memiliki dinding yang elastis dan banyak mengandung kapiler darah, di situlah terjadinya pertukaran udara secara proses difusi, oksigen akan diikat sedangkan CO2 dan air akan dilepaskan. Adanya alveolus ini mengakibatkan struktur paru-paru seperti kasur busa yang memiliki rongga-rongga atau kantung kecil. Alveolus berjumlah 600 juta, sehingga dapat memperluas permukaan paru- paru. Pada usia 8 tahun, jumlah alveolus seseorang tidak akan mengalami penambahan jumlah. Struktur alveolus menyerupai setangkai buah anggur, dan sel-selnya bersifat lentur sehingga akan mudah mengembang dan mengempis untuk menarik dan menghembuskan napas. Kantong-kantong ini bersifat lentur karena dilumasi satu zat yang disebut surfaktan. Pada seseorang yang menderita emfisema, alveolusnya mengalami gangguan kelenturan sehingga sulit untuk mengembang dan mengempis. Itulah sebabnya orang tersebut sulit untuk bernapas.
Paru-paru ini dibungkus oleh selaput pembungkus yang disebut pleura, yang tersusun rangkap dua. Di antara kedua pleura terdapat cairan limfe, yang mempunyai peranan untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika mengembang dan mengempis.
Soal latihan tentang sistem pernapasan manusia klik di sini.
Zat Makanan
Makhluk hidup heterotrof harus memenuhi kebutuhan energinya dengan cara mengkonsumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber energi dan lain-lain. Secara umum fungsi makanan bagi makhluk hidup ada 3 yaitu :
Agar ketiga fungsi tersebut dapat dipenuhi, maka pemilihan makanan menjadi penting. Secara umum bahan makanan mengandung zat-zat makanan yang dubutuhkan berupa karbohidrat, lemak, air, mineral, dan vitamin.
1. Sebagai sumber energi
2. Sebagai bahan kerangka biosintesis (komponen penyusun sel dan jaringan tubuh), dan
3. Nutrisi esensial yang membantu fungsi fisiologis

1. Protein
Mengandung asam amino (essensial dan non essensial). Kebutuhan protein untuk orang dewasa adalah 1 gram/kg.Berat Badan/hari. Jika kebutuhan tersebut berlebih, maka kelebihannya akan dibuang melalui ginjal dalam bentuk urea.
Asam Amino Essensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, jadi harus didatangkan dari luar, yaitu dalam makanan.
Misalnya : Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, dsb. Protein tidak menghasilkan energi
Misalnya : Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, dsb. Protein tidak menghasilkan energi
Percernaan Makanan
Sistem pencernaan adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus.